Memahami Serba Serbi Kawat Las untuk Hasil Pengelasan Berkualitas

pengelasan

pengelasan

Pekerjaan pengelasan tak bisa lepas dari dunia konstruksi. Pada pekerjaan pembuatan, pengelasan digunakan di perkapalan, jembatan, pipa saluran, rangka baja dan lain sebagainya. Sedangkan pada pekerjaan perbaikan, pengelasan dipakai untuk mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, mengisi lubang-lubang dan pekerjaan-pekerjaan reparasi lainnya. Berkaitan dengan pekerjaan pengelasan, salah satu material penting dalam pekerjaan ini adalah kawat las. Kawat las atau disebut juga elektroda adalah material yang dipakai pada pengelasan listrik. Kawat las ini berperan sebagai pembakar yang menimbulkan busur nyala.

Kawat Las Berselaput dan Kawat Las Polos

Saat ini tersedia kawat las/ elektroda yang tak berselaput atau biasa disebut kawat las polos dan kawat las berselaput. Perbedaan ini lantas menjadi dasar untuk mengelompokkan dua jenis kawat las yakni kawat las berselaput dan kawat las polos.

Kawat las/ elektroda berselaput terdiri dari dua bagian utama yakni bagian berselaput dan bagian yang tidak berselaput. Bagian yang berselaput atau yang disebut fluks ini berfungsi menstabilkan busur, melindungi logam cair dari udara, memudahkan penyalaan, mencegah pendinginan yang terlalu cepat, dan juga memproduksi gas pelindung. Sedangkan bagian kawat las yang tak berselaput merupakan bagian pangkal untuk menjepit tang pengelasan. Penjepit tang pengelasan ini terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus bahan penyekat.

Adapun jenis bahan-bahan yang digunakan pada selaput kawat las sangatlah beragam mulai dari oksida besi, besi silikon, kaolin, besi mangan dan lain sebagainya. Pemberian selaput kawat las ini dilakukan dengan cara disemprot, dicelup ataupun destrusi. Ketebalan selaput kawat las ini sekitar 50% hingga 70% bergantung pada jenis selaput yang digunakan. Nantinya ketika pengelasan dilakukan, selaput pada kawat las akan mencair dan memproduksi gas CO2. Gas CO2 inilah yang akan melindungi busur listrik, cairan las dan beberapa benda pada pekerjaan pengelasan terhadap udara luar. Sedangkan ukuran standar diameter kawat inti berkisar antara 1,5mm hingga 7mm dan panjangnya 350mm hingga 450mm.

Lantas jenis kawat las mana yang sebaiknya digunakan? Kedua jenis kawat las tersebut bisa digunakan untuk berbagai pekerjaan pengelasan. Sebaiknya pilihlah jenis kawat las yang tepat sesuai dengan kebutuhan pekerjaan pengelasan dengan memperhatikan jenis logam yang hendak dilas, ketebalan bahan, kekuatan hasil pengelasan yang diharapkan, bentuk kampuh dari benda kerja dan juga posisi pengelasan. Misalnya saja posisi pengelasan vertikal ke arah atas atau ke bawah dengan kemiringan kawat las kurang lebih 100 hingga 150 terhadap garis vertikal dan 700 hingga 850 terhadap benda kerja. Atau posisi posisi di bawah tangan dengan kawat las berada di kemiringan 100 hingga 200 terhadap garis vertikal dan 700 hingga 800 terhadap benda kerja.

Memahami Kode Kawat Las

Banyaknya jenis proses pengelasan melahirkan pula begitu banyak jenis-jenis kawat las atau elektroda. Untuk memudahkan identifikasi, maka digunakanlah kode-kode khusus untuk kawat las/ elektroda. Setiap negara dengan industri yang maju biasanya menyusun kode-kode sendiri. Meskipun berbeda-beda, namun ada kesepakatan untuk kesamaan kode yang berkaitan dengan sifat mekanis dan dan susunan kimia kawat las sehingga bisa dibuatlah daftar konversi.

Sebagai contoh kode-kode untuk kawat las yakni kode berdasarkan standar American Welding Society (AWS). Berdasarkan standar American Welding Society, kode E mengandung makna Elektroda, R untuk Rod atau batang las, B kode untuk Brazing atau solder, Cu berarti tembaga atau Cuprom, dan Si yang berarti Silicon atau silisium.

Kode-kode huruf tersebut juga dikombinasikan dengan angka-angka. Dua digit pertama menunjukkan kekuatan tarik kawat las, misalnya saja E7010 menandai kawat las dengan kekuatan tarik 70 ksi. Sedangkan digit ketiga menunjukkan posisi pengelasan. Contohnya saja E7010, angka 1 menunjukkan pengelasan untuk semua posisi, E7020 menandai pengelasan untuk posisi horizontal dan flat, E7030 menunjukkan pengelasan untuk posisi flat.

Memilih Kawat Las Berdasarkan Kondisi Pengelasan

Pengelasan memiliki kondisi yang berbeda-beda. Berdasarkan kondisi pengelasan, sebaiknya pilih jenis kawat las yang sesuai. Berikut ini kondisi pengelasan dan kawat las/ elektroda yang sesuai untuk digunakan untuk mendapatkan hasil pengelasan yang berkualitas.

  1. Kawat las perunggu

Kawat las ini bagian intinya dibuat dari perunggu fosfor lalu ditambahkan dengan selaput sehingga menghasilkan busur stabil. Elektroda ini cocok dipakai untuk mengelas besi tuang. Hasil pengelasan dengan kawat las perunggu ini tahan terhadap retak sehingga panjang las bisa ditambahkan.

  1. Kawat las baja

Seperti halnya kawat las perunggu, kawat las baja juga dapat dipakai untuk pengelasan besi tuang. Hasil pengelasannya kuat namun tidak bisa dikerjakan dengan menggunakan mesin. Kawat las baja bisa dipakai untuk mengelas besi tuang dengan pesawat las AC atau DC kutub terbalik.

  1. Kawat las nikel

Kawat las nikel juga dapat digunakan untuk mengelas besi tuang. Hasil pengelasan dengan kawat las nikel ini masih dapat kerjakan lagi dengan memakai mesin dan bisa digunakan pada semua posisi pengelasan.

  1. Kawat las tahan keausan

Jenis kawat las ini dipakai untuk keperluan pelapis keras permukaan katub buang dan juga dudukan katub dengan tingkat keausan dan temperatur yang tinggi. Kawat las tahan keausan ini dibuat dari gabungan non ferro yang mengandung Wolfram, Cobalt dan Chrom.

  1. Kawat las dengan hidrogen rendah

Kawat las dengan hidrogen rendah ini dapat dipakai untuk mengelas besi tuang dan juga baja yang memiliki kandungan karbon kurang dari 1,5%. Tetapi hasil lasnya tidak bisa dikerjakan dengan menggunakan mesin.

Selain ketepatan pemilihan jenis elektroda dan kondisi pengelasan, kecepatan elektroda juga berpengaruh pada hasil pengelasan. Jika kawat las digerakkan terlalu cepat, maka akan menghasilkan perembesan las yang dangkal akibat pemanasan bahan bakar dasar. Sedangkan bila kawat las digerakkan terlampau lambat, maka akan mengakibatkan hasil alur yang lebar sehingga menimbulkan kerusakan sisi las terlebih jika material dasar yang dilas cukup tipis.

Karena itulah kecepatan tangan mendorong atau menarik kawat las harus stabil. Ketepatan dan kestabilan kecepatan elektroda akan menghasilkan perpaduan dengan material bahan dasar dan dengan perembesan luas yang baik.

Selain kecepatan kawat las, besarnya arus juga berpengaruh terhadap hasil pengelasan. Jika arus terlampau besar, maka kawat las akan mencair terlampau cepat. Efeknya, hasil pengelasan memiliki penembusan yang dalam dan permukaan las yang lebih lebar. Sebaliknya jika arus terlalu kecil, maka panasnya tak cukup melelehkan kawat las dan bahan dasarnya. Akibatnya hasil pengelasan tidak rata, rigi-rigi las yang kecil dan penembusan yang tidak dalam.

Nah, dengan memahami serba serbi kawat las atau elektroda ini, maka pekerjaan pengelasan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Selain itu tentu saja, teknik pengelasan dan kebersihan benda-benda kerja juga berpengaruh terhadap kualitas hasil pengelasan.

Summary
Serba-serbi Kawat Las
Article Name
Serba-serbi Kawat Las
Description
Kawat las atau disebut juga elektroda adalah material yang dipakai pada pengelasan listrik. Kawat las ini berperan sebagai pembakar yang menimbulkan busur nyala.
× Chat WA